Kelompok
3
1.
Desvita
Arifiasti Utami (09)/XI IPA 4
2.
Hesti
Kusumastuty (10)/XI
IPA 4
3.
Irma
Listia Sarini (11)/XI IPA 4
4.
Khanifatur
Rochmah (12)/XI IPA 4
Analisis unsur Intrinsik cerpen
Judul cerpen : Tinggul
Penulis/pengarang : Trisnojuwono
Sumber :
Cerpen “Tinggul” dalam kumpulan cerpen laki-laki dan mesiu karya Trisnojuwono, 1956
Halaman :
202-215
1.
Tema
Tema cerpen yang berjudul Tinggul yaitu ketidakadilan
penguasa
2.
Penokohan
dan perwatakan
Tokoh utama :
-
Sersan
Mayor
-
Tinggul
(Si Gemuk)
Tokoh sampingan :
-
Kapten
Komandan Kompi
-
Istri
Tinggul
-
Sersan
Johari
-
Prajurit
-
Bintara/
Perwiara
-
Tahanan
-
Anggota
Peleton
-
Komandan
Peleton
-
Gerombolan
-
Pak
Camat Daerah B
Table
Tokoh dan Perwatakan
No.
|
Tokoh
|
Watak
|
Bukti
Pendukung
|
1.
|
Sersan
Mayor
|
a. Pekerja keras
|
Paragraph
13: dengan Sersan Johari aku mulai bekerja. Kami bekerja keras.
|
b. Iba, baik hati, peduli dan sabar
|
Paragraph
27: tapi aku sungguh tidak setuju dengan
penyiksaan-penyiksaan dalam pemeriksaan pada orang-orang yang belum pasti
berbuat kesalahan…
|
||
2.
|
Tinggul
|
a. Sabar, tenang dan memiliki rasa takut
|
Paragraph
44: orang itu gemuk, kulitnya hitam halus. kesabaran terbayang pada wajahnya.
Tenang ia menghadapiku, meskipun rasa takut tersirat diwajahnya.
|
b. Berani mengungkapkan yang sebenarnya
|
Paragraph
58: ia berani menceritakannya karena ia tahu di desanya tidak lagi ada
gangguan gerombolan
|
||
c. Baik
dan rajin
|
Paragraph
60: hingga akhirnya tidak ada lagi kecurigaanku apalagi setelah ia menunjukan
kesukaannya membantu pekerjaanku. Bahkan sekali-kali ia kusuruh memeriksa
tahanan . pendeknya ia tahanan lagi. Ia pembantuku yang baik dan rajin.
|
||
|
|
d. Baik, tahu diri, penyayang dan jujur
|
Paragaraf
48 : melihat air mukanya dan caranya berbicara, aku yakin bahwa ia orang yang
baik, seorang petani yang tahu pekerjaanya, yang sayang pada istrinya.
|
e. Dapat dipercaya
|
Paragraf
52: Ia memang bisa dipercaya, ia
betul-betul jujur dan sama sekali bukan pengacau. Bukan mata-mata gerombolan
yang bisa berpura-pura baik, tapi sesungguhnya ia memang seorang manusia yang
baik.
|
||
3.
|
Kapten
Komandan Kompi
|
a. Ramah suka tertawa suka memukul
|
PAragraf
2: ia ramah banyak tertawa tapi jangan
didekati kalau sedang marah tangannnya mudah melayang ke tangan orang, tentu
saja bawahannya yang kumaksudkan.
|
b. Keras, disiplin, kejam dan
sewenang-wenang
|
Paragaraf
22: Kapten Komandan Kompi memang hanya
tampaknya lemah lembut ia lebih keras dari dari baja berdisiplin dalam
menjalankan tuganya , tapi tampa hati sedikit pun.
Pargraf
23: ia bukan hanya disiplin lagi tapi
keras dan kejam, sesukanya menggunakan kekuasaan.
|
||
c. Memutuskan sepihak
|
Paragraph
56: tiap kuusulkan agar dibawa ke CPM, Kapten selalu menolak
|
||
4.
|
Sersan
Johari
|
a. Pandai berbicara dan berdaptasi
|
Paragraph
10: pandai berbicara dan cepat menyesuaikan diri seperti ternyata dengan
pertemuan pertamanya denganku yang hanya sebentar.
|
b. Disikusai banyak orang
|
Paragraph
11: Dan macam dia di daerah itu memang disukai orang.
|
||
c. Pekerja keras
|
Paragraf
12 : Dengan Sersan Johari aku mulai
bekerkja. Kami bekerja keras
|
||
d. Sabar
|
Paragraf
27 : …. Memeriksa tahanan dengan sabar
dan sesuai dengan peraturan…
|
||
e. Santai dan acuh tak acuh.
|
Paragraf
37 : Sersan J ohari bersiul-siul saja seperti tidak tahu bahwa segan dengan
tahanan itu pekerjaan kami berdua….
Paragraf
41 : Sersan Johari tampaknya enak saja mengikuti pemeriksaan komandan peleton
itu, sepeti tak terganggu perasaannya.
|
||
5
|
Bintara/Perwira
|
a. Kejam
|
Paragraf
26 : … mereka kejam dan seenaknya
memperlakukan tahanan.
|
6
|
Tahanan
|
Tolol
dan bodoh
|
Paragraf
28 : … para tahanan itu kebanyakan hanya
orang-orang tolol dan bernasib buruk
|
7
|
Anggota
Peleton
|
Pemberani
|
Paragraf
32 : Peleton yang kuikuti segera
mengadakan gerakan mengepung. Kulihat anggota peleton itu rata-rata
pemberani.
|
8
|
Prajurit
|
a. Pendendam
b. Pembenci
|
Paragraf
36 : Kematian seorang prajurit sudah cukup untuk membuat yang lain dipenuhi
dendam dan kebencian
Paragraf
38 : Para penjaga pekerja dengan kebencian yang sudah memuncak
|
9
|
Komandan
Peleton
|
a. Kejam
b. Bodoh, bengis, dan sewenang-wenang
|
Paragraf
40 : lima orang yang pertama sial,
sebab Komandan Peleton yang memimpin penyerbuan turut memeriksa. Pukul,
tendang, dan ludahi tidak ada yang berani mengingkari tuduhan….
Paragraf
91 : Komandan telah memerintahkan kepada komandan peleton yang terkenal
paling haus darah seorang Opsir goblok yang mungkin hanya bisa dihargai,
karena perbuatannya yang kejam dan bengis
|
10
|
Gerombolan
|
Kejam
dan sewenang-wenang
|
Paraqgraf
46 : Gerombolan memang sering sangat
kejam dan sewenang-wenang jika membutuhkan sesuatu
|
11
|
Istri
Tinggul
|
a. Perhatian dan Peduli
b. Taat
|
Paragraf
53 : … datang istrinya menjenguk. Mengharukan pertemuan itu. Istrinya
menangis.
Paragraf
62: … atas nasihat si gemuk tidak datang
lagi
|
12
|
Pak
Camat Daerah B
|
Mudah
putus asa
|
Paragraf 68 : Pak Camat Kebingungan. Katanya ia
putus asa dan akan segera minta pindah ke daerah yang aman
|
3. Alur
Alur
cerpen yang berjudul Tinggul yaitu campuran. Diawali dengan alur maju.
a. Perkenalan tokoh. Sersan mayor adalah
orang yang bertugas mewakili komandannya untuk menyelidiki tahanan yang
kebayakan gerombolan. Ia hanya dibantu oleh seorang sersan yaitu sersan johari
Saat itu, daerah Sersan Mayor
bekerja sedang tidak aman, karena banyak gerombolan yang membuat kerusuhan.
b. Konflik batin
Muncul saat Sersan Mayor
tidak jika para tahanan diselidiki dengan cara sewenang-wenangnya, misalnya
dengan cara dipukul hingga banyak menimbulkan korban.
c. Konflik
Konflik pada cerpen ini
adalah pada saat Sersan Mayor di ajak untuk melakukan operasi. Ketika salah
satu dari seorang pasukannya tertembak mati. Sedangkan pasukan gerombolan yang
mati sebanyak 8 orang dengan beberapa orang lainnya luka-luka. Hal ini
memnyababkan dendam bagi gerombolan kepada pasukan tentara.
Pasukan yang tertangkap dalam
insiden tersebut sebanyak 18 orang. Pada
saat itulah saatnya sersan Mayor bekerja. Sersan Mayor bekerja untuk memeriksa
para gerombolan yang tertangkap. Saat pemeriksaan, jarang sekali ditemukan
orang-orang yang berkata jujur, tetapi ada juga satu orang yang berkata jujur,
ialah Tinggul. Tinggul mempunyai watak yang jujur, baik dan dapat dipercaya.
Tinggul hanya rakyat biaya yang terjebak dalam insiden di daerah C.
d. Klimaks
Sersan Mayor dan Sersan
Johari ke suatu daerah untuk menyelidiki suatu masalah, secara sepihak Kapten
Komandan Kompi memutuskan untuk memberi hukuman mati pada tahanan gerombolan
termasuk si Tinggul. Saat Sersan Mayor datang, ternyata si Tinggul telah
tegeletak setengah tertekuk tanpa nyawa.
e. Antiklimaks
Disajikan dalam alur mudur,
ketika seorang prajurui mengsih tahu sersan mayor bahwa sebelum tinggul
meninggal sempat meyebutkan namanya dan ingin sekali bertemu dengannya.
f.
Penyelesaian
Tidak diceritakan oleh
pengarang
4.
Latar
a.
Latar tempat
-
Tangsi
Bukti :
Ø
Ia sedih lama bertugas di daerah itu, sejak tangsi masih
ditempati batalion.
Ø
Kota itu tidak begitu besar dan asri itu jauhnya hampir 50 km. Akan tetapi,
kami tidak pernah menyesal jika senja hari minggu kembali ke tangsi.
-
Kota
Bukti :
Ø
Kota selalu menyenangkan bagi orang yang bertugas di
daerah sepi.
-
Desa C
Bukti :
Ø
Desa C yang dilingkari hutan, jauh letaknya. Jarang
didatangi patroli, sebab sulit memasukinya.
Ø
Baru saja kami menginjak kaki di daerah C, sudah disambut
tembakan otomatis.
-
Desa M
Bukti :
Ø
Waktu Tinggul ditangkap, istrinya sedang berbelanja ke
desa M.
-
CPM
Bukti :
Ø
Aku bisa mempertanggungjawab apa yang akan kuperbuat pada
komandan. Bagian 1 Resimen di Batalion atau di CPM.
Ø
Tahanan dikumpulkan dan dibawa ke markas CPM.
-
Kecamatan B
Bukti :
Ø
Kami tak takut lagi berdua saja ke kecamatan B.
-
Di S
Bukti :
Ø
Mereka sebenarnya diangkut ke S, sebuah desa terpencil
yang tidak terpenghuni lagi
b.
Latar waktu
Ø
Pagi hari
Bukti :
·
Tiap pagi-pagi pasti sudah hadir pada apel pukul 07.00.
Ø
Malam hari
Bukti :
·
Tengah malam sudah selesai sembilan orang.
·
Lewat pukul satu malam, kurasa aku sudah tau semua
tentang dia.
c.
Latar suasana
Ø
Tegang
Bukti : Baru saja menginjakkankaki
di daerah C langsung disambut dengan tembakan otomatis.
Ø
Tragis
Bukti : Akan tetapi, sungguh aku
tidak setuju dengan penyiksaan pada orang yang belum pasti berbuat salah dengan
menggunakan aliran listrik dan pukulan-pukulan yang sampai menyebabkan luka dan
berdarahnya orang yang diperiksa.
Ø
Mengharukan
Bukti : Pada hari ketiga ditahan,
istri Tinggul menjenguk. Ia menangis, tetapi Tinggul tenang-tenang saja.
5.
Sudut Pandang
Sudut pandang cerpen “Tinggul” yaitu orang pertama pelaku
sampingan.
6.
Amanat
Amanat yang terkandung dalam cerpen “Tinggul” antara lain
sebagai berikut :
a.
Sebaiknya bermusyawarah sebelum mengambil
keputusan.Janganlah mengambil keputusan berdasarkan kekuasaan sehingga
dapatmengambil keputusan sepihak.
b.
Buktikan kebenaran suatu
informasi, sebelum mengambil keputusan.
c.
Janganlah menggunakan tindakan kekerasan yang tidak
bermoral dalam suatu permasalahan.
d.
Janganlah takut untuk bertindak dalam membela kebenaran.
7.
Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen
a.
Nilai sosial
-
Adanya kesenjangan sosial antara pejabat dengan tahanan
-
Kerja sama yang baik dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan bersama
-
Kesetiaan istri terhadap suaminya(Tinggul)
b.
Nilai moral
-
Kekerasan bukan solusi yang terbaik dalam menyelesaikan
masalah.
-
Bertindak sepihak dan sewenang-wenang tanpa memperhatikan
kebenarannya.
c.
Nilai budaya
-
Berjudi sudah menjadi hal yang biasa.
8.
Sinopsis
Sersan
Karsim, itulah namaku. Anggota Bagian I Penyelidikan yang bebas dari segala
peraturan yang mengikat sebagaimana mestinya pada tentara-tentara yang lain.
Bertugas dengan semangat, tanpa lelah dan penuh dengan kesabaran untuk
memeriksa gerombolan yang tertangkap di
daerah C dengan sifat yang beranekaragam, seperti bengis, jahat, liar
dan sebagainya. Pemeriksaan yang aku
lakukan berjalan dengan lancer, sampai
akhirnya kedatangan Komandan Peleton ynag mengambil alih pemeriksaaan
terhadap tahanan gerombolan. Menendang, meludah, dan memukul merupakan hal yang
biasa dikukan olehnya.
Hari itu,
aku dan Sersan Johari memeriksa tawanan
dan gerombolan dari daerah C. seseorang dengan tubuh besar, kulit yang hitam,
dan wajah yang tersirat rasa takut sangat Nampak dalam dirinya. Dialah Tinggul.
Pemuda yang berasal dari daerah B, pernah bekerja di kota , di pelabuhan,
kemudian mendapatkan warisan dari mertuanya di daerah C. Dia sangat tenang
dalam menjawab pertanyaan yang ku lontarkan kepadanya. Tinggul menceritakan dan
menjelaskan yang dia ketahui mengenai gerombolan. Sesungguhnya dia adalah
pemuda yang baik, tabah, dan bekerja keras.
Tiga bulan
lamanya, Tinggul sudah aku dan Sersan Johari anggap seperti pegawai dan bawahan
kami. Tidak ada keraguan di hatiku untuk tidak percaya . Aku harap si Tinggul
dapat menjadi pegawai dan bawahanku yang tetap. Tapi, kebaikannya padaku tidak
akan mengubah pendirian Komandon Bagian I Resimen untuk membunuh para tawanan
dan gerombolan secara hidup-hidup, tak terkecuali Si Tinggul. Si Tinggul telah
tergeletak tak berdaya di dalam lubang dengan berlumpuran darah.
9.
Kata mutiara
Jangan melihat seseorang hanya dari sisi fisik
luarnya saja. Akan tetapi, lihatlah juga seseorang dari sisi dalam hatinya.