Minggu, 28 April 2013

Analisis Unsur Intrinsuk Cerpen


Kelompok 3
1.       Desvita Arifiasti Utami              (09)/XI IPA 4
2.       Hesti Kusumastuty                    (10)/XI IPA 4
3.       Irma Listia Sarini                       (11)/XI IPA 4
4.       Khanifatur Rochmah                 (12)/XI IPA 4

Analisis unsur Intrinsik cerpen
Judul cerpen            : Tinggul
Penulis/pengarang   : Trisnojuwono
Sumber                   : Cerpen “Tinggul” dalam kumpulan cerpen laki-laki dan mesiu karya                                                    Trisnojuwono, 1956
Halaman                 : 202-215

1.       Tema
Tema cerpen yang berjudul Tinggul yaitu ketidakadilan penguasa
2.       Penokohan dan perwatakan
Tokoh utama                 : 
-        Sersan Mayor
-        Tinggul (Si Gemuk)
Tokoh sampingan          :
-        Kapten Komandan Kompi
-        Istri Tinggul
-        Sersan Johari
-        Prajurit
-        Bintara/ Perwiara
-        Tahanan
-        Anggota Peleton
-        Komandan Peleton
-        Gerombolan
-        Pak Camat Daerah B
Table Tokoh dan Perwatakan
No.
Tokoh
Watak
Bukti Pendukung
1.
Sersan Mayor
a.       Pekerja keras
Paragraph 13: dengan Sersan Johari aku mulai bekerja. Kami bekerja keras.
b.       Iba, baik hati, peduli dan sabar
Paragraph 27: tapi aku sungguh tidak setuju dengan penyiksaan-penyiksaan dalam pemeriksaan pada orang-orang yang belum pasti berbuat kesalahan…
2.
Tinggul

a.     Sabar, tenang dan memiliki rasa takut
Paragraph 44: orang itu gemuk, kulitnya hitam halus. kesabaran terbayang pada wajahnya. Tenang ia menghadapiku, meskipun rasa takut tersirat diwajahnya.
b.       Berani mengungkapkan yang sebenarnya
Paragraph 58: ia berani menceritakannya karena ia tahu di desanya tidak lagi ada gangguan gerombolan
c.       Baik  dan rajin
Paragraph 60: hingga akhirnya tidak ada lagi kecurigaanku apalagi setelah ia menunjukan kesukaannya membantu pekerjaanku. Bahkan sekali-kali ia kusuruh memeriksa tahanan . pendeknya ia tahanan lagi. Ia pembantuku yang baik dan rajin.


d.       Baik, tahu diri, penyayang dan jujur
Paragaraf 48 : melihat air mukanya dan caranya berbicara, aku yakin bahwa ia orang yang baik, seorang petani yang tahu pekerjaanya, yang sayang pada istrinya.
e.       Dapat dipercaya
Paragraf 52: Ia memang bisa dipercaya, ia betul-betul jujur dan sama sekali bukan pengacau. Bukan mata-mata gerombolan yang bisa berpura-pura baik, tapi sesungguhnya ia memang seorang manusia yang baik.
3.
Kapten Komandan Kompi
a.       Ramah suka tertawa suka memukul
PAragraf 2: ia ramah banyak tertawa tapi jangan didekati kalau sedang marah tangannnya mudah melayang ke tangan orang, tentu saja bawahannya yang kumaksudkan.
b.       Keras, disiplin, kejam dan sewenang-wenang
Paragaraf 22: Kapten Komandan Kompi memang hanya tampaknya lemah lembut ia lebih keras dari dari baja berdisiplin dalam menjalankan tuganya , tapi tampa hati sedikit pun.
Pargraf 23: ia bukan hanya disiplin lagi tapi keras dan kejam, sesukanya menggunakan kekuasaan.
c.       Memutuskan sepihak
Paragraph 56: tiap kuusulkan agar dibawa ke CPM, Kapten selalu menolak
4.
Sersan Johari
a.       Pandai berbicara dan berdaptasi
Paragraph 10: pandai berbicara dan cepat menyesuaikan diri seperti ternyata dengan pertemuan pertamanya denganku yang hanya sebentar.
b.       Disikusai banyak orang
Paragraph 11: Dan macam dia di daerah itu memang disukai orang.

c.       Pekerja keras
Paragraf 12 : Dengan Sersan Johari aku mulai bekerkja. Kami bekerja keras
d.       Sabar
Paragraf 27 : …. Memeriksa tahanan dengan sabar dan sesuai dengan peraturan…

e.       Santai dan acuh tak acuh.
Paragraf 37 : Sersan J ohari bersiul-siul saja seperti tidak tahu bahwa segan dengan tahanan itu pekerjaan kami berdua….
Paragraf 41 : Sersan Johari tampaknya enak saja mengikuti pemeriksaan komandan peleton itu, sepeti tak terganggu perasaannya.
5
Bintara/Perwira
a.       Kejam
Paragraf 26 : … mereka kejam dan seenaknya memperlakukan tahanan.
6
Tahanan
Tolol dan bodoh
Paragraf 28 : … para tahanan itu kebanyakan hanya orang-orang tolol dan bernasib buruk
7
Anggota Peleton
Pemberani
Paragraf 32 : Peleton yang kuikuti segera mengadakan gerakan mengepung. Kulihat anggota peleton itu rata-rata pemberani.
8
Prajurit
a.       Pendendam


b.       Pembenci
Paragraf 36 : Kematian seorang prajurit sudah cukup untuk membuat yang lain dipenuhi dendam dan kebencian
Paragraf 38 : Para penjaga pekerja dengan kebencian yang sudah memuncak
9
Komandan Peleton
a.       Kejam




b.       Bodoh, bengis, dan sewenang-wenang
Paragraf 40 :  lima orang yang pertama sial, sebab Komandan Peleton yang memimpin penyerbuan turut memeriksa. Pukul, tendang, dan ludahi tidak ada yang berani mengingkari tuduhan….
Paragraf 91 : Komandan telah memerintahkan kepada komandan peleton yang terkenal paling haus darah seorang Opsir goblok yang mungkin hanya bisa dihargai, karena perbuatannya yang kejam dan bengis
10
Gerombolan
Kejam dan sewenang-wenang
Paraqgraf 46 :  Gerombolan memang sering sangat kejam dan sewenang-wenang jika membutuhkan sesuatu
11
Istri Tinggul
a.       Perhatian dan Peduli

b.       Taat
Paragraf 53 : … datang istrinya menjenguk. Mengharukan pertemuan itu. Istrinya menangis.
Paragraf 62: … atas nasihat si gemuk tidak datang lagi
12
Pak Camat Daerah B
Mudah putus asa
Paragraf  68 : Pak Camat Kebingungan. Katanya ia putus asa dan akan segera minta pindah ke daerah yang aman


3.       Alur
Alur cerpen yang berjudul Tinggul yaitu campuran. Diawali dengan alur maju.
a.       Perkenalan tokoh. Sersan mayor adalah orang yang bertugas mewakili komandannya untuk menyelidiki tahanan yang kebayakan gerombolan. Ia hanya dibantu oleh seorang sersan yaitu sersan johari
Saat itu, daerah Sersan Mayor bekerja sedang tidak aman, karena banyak gerombolan yang membuat kerusuhan.
b.       Konflik batin
Muncul saat Sersan Mayor tidak jika para tahanan diselidiki dengan cara sewenang-wenangnya, misalnya dengan cara dipukul hingga banyak menimbulkan korban.
c.       Konflik
Konflik pada cerpen ini adalah pada saat Sersan Mayor di ajak untuk melakukan operasi. Ketika salah satu dari seorang pasukannya tertembak mati. Sedangkan pasukan gerombolan yang mati sebanyak 8 orang dengan beberapa orang lainnya luka-luka. Hal ini memnyababkan dendam bagi gerombolan kepada pasukan tentara.
Pasukan yang tertangkap dalam insiden tersebut sebanyak 18 orang.  Pada saat itulah saatnya sersan Mayor bekerja. Sersan Mayor bekerja untuk memeriksa para gerombolan yang tertangkap. Saat pemeriksaan, jarang sekali ditemukan orang-orang yang berkata jujur, tetapi ada juga satu orang yang berkata jujur, ialah Tinggul. Tinggul mempunyai watak yang jujur, baik dan dapat dipercaya. Tinggul hanya rakyat biaya yang terjebak dalam insiden di daerah C.
d.       Klimaks
Sersan Mayor dan Sersan Johari ke suatu daerah untuk menyelidiki suatu masalah, secara sepihak Kapten Komandan Kompi memutuskan untuk memberi hukuman mati pada tahanan gerombolan termasuk si Tinggul. Saat Sersan Mayor datang, ternyata si Tinggul telah tegeletak setengah tertekuk tanpa nyawa.
e.       Antiklimaks
Disajikan dalam alur mudur, ketika seorang prajurui mengsih tahu sersan mayor bahwa sebelum tinggul meninggal sempat meyebutkan namanya dan ingin sekali bertemu dengannya.
f.        Penyelesaian
Tidak diceritakan oleh pengarang

4.       Latar
a.       Latar tempat
-          Tangsi
Bukti    :
                                                         Ø         Ia sedih lama bertugas di daerah itu, sejak tangsi masih ditempati batalion.
                                                         Ø         Kota itu tidak begitu besar dan  asri itu jauhnya hampir 50 km. Akan tetapi, kami tidak pernah menyesal jika senja hari minggu kembali ke tangsi.
-          Kota
Bukti    :
                                                         Ø         Kota selalu menyenangkan bagi orang yang bertugas di daerah sepi.
-          Desa C
Bukti    :
                                                         Ø         Desa C yang dilingkari hutan, jauh letaknya. Jarang didatangi patroli, sebab sulit memasukinya.
                                                         Ø         Baru saja kami menginjak kaki di daerah C, sudah disambut tembakan otomatis.
-          Desa M
Bukti    :
                                                         Ø         Waktu Tinggul ditangkap, istrinya sedang berbelanja ke desa M.
-          CPM
Bukti    :
                                                         Ø         Aku bisa mempertanggungjawab apa yang akan kuperbuat pada komandan. Bagian 1 Resimen di Batalion atau di CPM.
                                                         Ø         Tahanan dikumpulkan dan dibawa ke markas CPM.
-          Kecamatan B
Bukti    :
                                                         Ø         Kami tak takut lagi berdua saja ke kecamatan B.
-          Di S
Bukti    :
                                                         Ø         Mereka sebenarnya diangkut ke S, sebuah desa terpencil yang tidak terpenghuni lagi
b.       Latar waktu
                                                         Ø         Pagi hari
Bukti    :
·         Tiap pagi-pagi pasti sudah hadir pada apel pukul 07.00.
                                                         Ø         Malam hari
Bukti    :
·         Tengah malam sudah selesai sembilan orang.
·         Lewat pukul satu malam, kurasa aku sudah tau semua tentang dia.
c.       Latar suasana
                                                         Ø         Tegang
Bukti    : Baru saja menginjakkankaki di daerah C langsung disambut dengan tembakan otomatis.
                                                         Ø         Tragis
Bukti    : Akan tetapi, sungguh aku tidak setuju dengan penyiksaan pada orang yang belum pasti berbuat salah dengan menggunakan aliran listrik dan pukulan-pukulan yang sampai menyebabkan luka dan berdarahnya orang yang diperiksa.
                                                         Ø         Mengharukan
Bukti    : Pada hari ketiga ditahan, istri Tinggul menjenguk. Ia menangis, tetapi Tinggul tenang-tenang saja.

5.       Sudut Pandang
Sudut pandang cerpen “Tinggul” yaitu orang pertama pelaku sampingan.

6.       Amanat
Amanat yang terkandung dalam cerpen “Tinggul” antara lain sebagai berikut        :
a.       Sebaiknya bermusyawarah sebelum mengambil keputusan.Janganlah mengambil keputusan berdasarkan kekuasaan sehingga dapatmengambil keputusan sepihak.
b.       Buktikan kebenaran suatu  informasi, sebelum mengambil keputusan.
c.       Janganlah menggunakan tindakan kekerasan yang tidak bermoral dalam suatu permasalahan.
d.       Janganlah takut untuk bertindak dalam membela kebenaran.

7.       Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen
a.       Nilai sosial
-          Adanya kesenjangan sosial antara pejabat dengan tahanan
-          Kerja sama yang baik dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan bersama
-          Kesetiaan istri terhadap suaminya(Tinggul)
b.       Nilai moral
-          Kekerasan bukan solusi yang terbaik dalam menyelesaikan masalah.
-          Bertindak sepihak dan sewenang-wenang tanpa memperhatikan kebenarannya.
c.       Nilai budaya
-          Berjudi sudah menjadi hal yang biasa.

8.      Sinopsis
            Sersan Karsim, itulah namaku. Anggota Bagian I Penyelidikan yang bebas dari segala peraturan yang mengikat sebagaimana mestinya pada tentara-tentara yang lain. Bertugas dengan semangat, tanpa lelah dan penuh dengan kesabaran untuk memeriksa gerombolan yang tertangkap di  daerah C dengan sifat yang beranekaragam, seperti bengis, jahat, liar dan sebagainya.  Pemeriksaan yang aku lakukan berjalan dengan lancer, sampai  akhirnya kedatangan Komandan Peleton ynag mengambil alih pemeriksaaan terhadap tahanan gerombolan. Menendang, meludah, dan memukul merupakan hal yang biasa dikukan olehnya.
            Hari itu, aku dan Sersan  Johari memeriksa tawanan dan gerombolan dari daerah C. seseorang dengan tubuh besar, kulit yang hitam, dan wajah yang tersirat rasa takut sangat Nampak dalam dirinya. Dialah Tinggul. Pemuda yang berasal dari daerah B, pernah bekerja di kota , di pelabuhan, kemudian mendapatkan warisan dari mertuanya di daerah C. Dia sangat tenang dalam menjawab pertanyaan yang ku lontarkan kepadanya. Tinggul menceritakan dan menjelaskan yang dia ketahui mengenai gerombolan. Sesungguhnya dia adalah pemuda yang baik, tabah, dan bekerja keras.
            Tiga bulan lamanya, Tinggul sudah aku dan Sersan Johari anggap seperti pegawai dan bawahan kami. Tidak ada keraguan di hatiku untuk tidak percaya . Aku harap si Tinggul dapat menjadi pegawai dan bawahanku yang tetap. Tapi, kebaikannya padaku tidak akan mengubah pendirian Komandon Bagian I Resimen untuk membunuh para tawanan dan gerombolan secara hidup-hidup, tak terkecuali Si Tinggul. Si Tinggul telah tergeletak tak berdaya di dalam lubang dengan berlumpuran darah.

9.      Kata mutiara
Jangan melihat seseorang hanya dari sisi fisik luarnya saja. Akan tetapi, lihatlah juga seseorang dari sisi dalam hatinya.

3 komentar:

  1. Kak izin share ya, sekalian minta file buku Tinggulnya. Tolong dibalas secepatnya, terima kasih.

    BalasHapus
  2. Kak izin share ya, sekalian minta file buku Tinggulnya. Tolong dibalas secepatnya, terima kasih.

    BalasHapus
  3. Assalamu'alaykum Khanifff...
    gara-gara dapet tugas blog lagi jadi harus aktif blog lagiii
    eh liat ini wkwkwkwk

    BalasHapus