Judul :
Pigmalion dan Kisah-kisah Inspiratif lain
Penulis : Risang Sutawijaya
Penerbit : Mahadhika Publishing
Kota
terbit : Yogyakarta
Tahun
terbit : 2009
Tebal : 112 halaman
Ukuran : 120 X 190 mm
Risang
Sutawijaya merupakan inspirator yang menuangkan inspirasi dan motivasi dalam
buku yang bergenre fiksi dan berjudul ” Pigmalion dan Kisah-kisah Inspiratif
lain”. Buku ini menceritakan tentang kesuksesan dan kebahagiaan yang
digambarkan melalui kisah-kisah fiktif sehingga buku ini terasa unik dan baik
untuk dimiliki dan dibaca oleh setiap orang.
Di dalam buku ini terdiri dari tiga
bagian. Bagian pertama tentang sikap dan cara berpikir positif yang terdiri
dari tujuh subjudul. Bagian kedua mengenai ulet dan berani yang terdiri dari 12
subjudul. Bagian terakhir tentang menjadi bijak, meski sesaat yang terdiri dari
sepuluh subjudul.
Dalam buku ini, pengarang
menceritakan kehidupan seseorang bernama Pigmalion yang merupakan seorang
pemuda pembuat patung. Ia merupakan orang Yunani masa lalu sahabat masa kecil
Archimedes. Karya ukiran dan pahatan tangannya sungguh bagus. Akan tetapi,
bukan kecakapannya itu yang menjadikan ia dikenal dan disenangi teman dan
tetangganya. Pigmalion dikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif dalam
segala hal baik buruk maupun baik karena ia tidak melihat suatu keadaan dari
segi buruk, melainkan justru dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir buruk
tentang orang lain. Sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik di balik
perbuatan buruk orang lain.
Berawal dari
satu kisah di sebuah kerajaan.
Alkisah,
Pigmalion memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Sang Raja. Ia terkenal
sebagai penasehat yang sangat bijaksana. Anehnya, Pigmalion ini punya kebiasaan
berkomentar,”Ini bagus!” atas semua situasi dalam hidupnya, positif maupun
negatif.
Suatu hari Sang Raja dan Pigmalion
pergi berburu. Pigmalion mempersiapkan dan mengisikan peluru untuk senapan Sang
Raja. Kelihatannya Pigmalion melakukan kesalahan dalam mempersiapkan senjata
tersebut karena setelah raja menerima senapan itu dari temannya, senapan itu
meletus dan mengenai jempolnya.
Seperti biasa Pigmalion berkomentar,
“Ini bagus!”, yang oleh raja dijawab, “Tidak, ini tidak bagus!”, dan raja
tersebut menjebloskan Pigmalion ke dalam penjara.
Pengarang mulai menggambarkan watak
manusia yang berdasarkan realisasi dalam kehidupan nyata. Watak manusia
sangatlah beragam, tetapi di dalam kisah ini, pengarang menggambarkan watak
manusia yang labil dalam memutuskan suatu keputusan tanpa memikirkan kembali
kemaslahatan dan kemadharatannya. Selain itu, kisah ini menggambarkan watak
manusia yang selalu berprasangka baik dalam segala hal.
Kurang lebih setahun kemudian, Sang
Raja pergi berburu ke daerah yang berbahaya. Ia ditangkap oleh sekelompok orang
kanibal, kemudian dibawa ke desa mereka. Mereka mengikat tangannya dan menumpik
kayu bakar, bersiap untuk membakarnya. Ketika mereka mendekat untuk menyalakan
kayu tersebut, mereka melihat bahwa Sang Raja tidak mempunyai jempol. Dikarenakan
percaya pada takhayul, mereka tidak pernah makan orang yang tidak utuh. Jadi,
mereka membebaskan raja itu.
Dalam perjalanan pulang, raja
tersebut ingat akan kejadian yang menyebabkan dia kehilangan jempolnya dan
merasa menyesal atas perlakuannya terhadap Pigmalion teman baiknya. Raja
langsung pergi ke penjara untuk berbicara dengan Pigmalion. “Kamu benar”,
katanya, “baguslah bahwa aku kehilangan jempolku”. Kemudian, ia menceritakan
kejadian yang baru dialaminya kepada temannya itu. “Saya menyesal telah
menjebloskan kamu ke penjara begitu lama. Saya telah berlaku jahat kepadamu”.
“Tidak”, kata Pigmalion, “ini
bagus!”. “Apa maksudmu, ‘ini bagus’? bagaimana bisa bagus, aku telah
memenjarakanmu selama satu tahun”. Pigmalion menjawab, “kalau Anda tidak memenjarakan
aku, aku tadi pasti bersamamu”.
Kehilangan jempol ataupun kehilangan
kebebasan karena dipenjara bukanlah hal yang menyenangkan. Namun, karena dua
peristiwa itulah, Sang Raja dan Pigmalion tidak menemui ajalnya dalam peristiwa
konyol itu.
Dalam kisah tersebut pengarang
menggambarkan kehidupan kita, ada peristiwa yang menyebabkan kita kehilangan
materi, mata pencaharian, bahkan orang yang kita sayangi. Tentu saja itu
membuat kita sedih, kesal, marah, bahkan menggugat Tuhan karenanya. Beberapa
diantara kita penolakan kita atas kejadian yang tidak menyenangkan ini. Ada
yang menolak begitu keras, sehingga menjauh dari Tuhan.
Namun, jika kita dapat mengikuti
sikap Pigmalion di atas, yang secara positif menerima setiap peristiwa baik
maupun buruk dalam hidup kita, sehingga suatu hari nanti kita akan menyadari
adanya berkat-berkat yang tersamar dalam setiap peristiwa yang kita alami.
Sikap positif itu pada dasarnya
adalah perwujudan nyata dari suasana jiwa yang lebih mengutamakan kegiatan
kreatif daripada kegiatan yang menjemukan, kegembiraan daripada kesedihan,
harapan dari keputusasaan. Sikap positif adalah keadaan jiwa yang hanya dapat
dipertahankan melalui usaha-usaha secara sadar. Bila sesuatu terjadi sehingga
membelokan fokus mental seseorang ke arah yang negatif, mereka yang positif
mengetahui bahwa guna memulihkan dirinya, penyesuaian harus dilakukan.
Selain kisah-kisah tersebut, masih
banyak kisah-kisah lainnya yang memiliki nilai-nilai tersendiri. Buku ini
sangat menarik, selain bahasanya yang mudah dipahami, buku ini juga dilengkapi
gambar-gambar sesuai dengan kisah yang diceritakan sehingga tidak membosankan
saat membacanya. Kisah-kisah yang ada di dalamnya merupakan penggambaran
realitas kehidupan ini yang disusun secara rapi sehingga terasa sangatlah unik.
Sulit untuk menemukan kekurangan pada buku ini, secara keseluruhan buku ini
tersusun dengan baik dan menggunakan intonasi dan bahasa yang sesuai.
Sayangnya, dalam bahasanya tidak terdapat majas sehingga cerita kisah tersebut
datar. Cover pada buku ini juga tidak sesuai dengan apa yang diceritakan di
dalamnya. Kemudian juga saring terjadi kesalahan pada penulisan nomor.
Buku ini merupakan sumber motivasi
dan inspirasi yang terus menerus yang penting untuk dimiliki dan dibaca oleh
setiap orang sehingga energi positif pada buku ini dapat menghantarkan Anda
pada kesuksesan dan kebahagiaan di masa depan. Energi positif tertuang dalam
ucapan syukur dan senyuman serta menghargai waktu karena tidak sedetikpun dapat
kembali. Berpikir, menduga, dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan
atau seseorang akan memancarkan energi positif dalam kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar