Sabtu, 24 November 2012

Pesan Seorang Kakek


            Pada suatu ketika aku melihat seorang kakek yang telah rapuh termakan usia.Dia berjalan tertatih-tatih  menyusuri jalanan tiada kawan.Dia hanya berbekal pakaian yang telah melekat  pada tubuhnya.Pandangan matanya kosong seperti tiada selintas apapun di pikirannya.Kakinya yang reot terus berjalan tanpa ada arah tujuan yang pasti.
            Tiba-tiba ada segerombolan pemuda penunggang motor melaju dengan kecepatan tinggi.Tanpa diduga kakek itu terserempet oleh salah satu dari segerombolan pemuda itu.Seketika kakek jatuh tersungkur di antara bebatuan.Segerombolan pemuda yang tidak bertanggung jawab itu pergi tanpa kembali.Kemudian aku terperanjak dari keheninganku memperhatikan sang kakek.Aku berlari agar segera menolong kakek itu.Sesampainya aku di dekatnya,aku membantu kakek berdiri dan menuntunnya menuju tempat yang teduh.Setelah itu,kakek duduk di bawah rindangnya pohon.getaran tubuhnya masih terlihat dengan sangat jelas.Kemudian  dia menengadahkan kepalanya ke atas dan ia terpaku menatap langit.Hanya satu kata yang terlintas dari bibirnya, “Anakku...........”
            Dengan rasa penasaran,aku memberanikan diri untuk bertanya pada kakek itu.”Apa maksud kakek dengan ucapan kakek tadi?”Begitulah tanyaku pada kakek.Namun,kakek itu hanya terdiam.Kemudian aku segera mengganti pertanyaanku pada kakek itu.
            “Kakek,kakek mau pergi ke mana?”Lanjut pertanyaanku.Sejenak kakek itu terdiam,kemudian ia menjawab,“Ke mana pun kaki ini melangkah akan ku turuti”.Aku bingung dengan jawaban kakek tersebut.
”Apa kakek punya rumah?”Lanjut pertanyaanku.
            “Kakek punya rumah.Namun,kakek telah diusir dari rumah kakek sendiri”.Jawab  kakek.
            “Siapa yang mengusir kakek dari rumah kakek sendiri?”tanyaku.
            “Anakku”jawab kakek.
            “Kakek telah salah dalam membimbing anak-anak kakek.Kakek terlalu memanjakan mereka dan selalu menuruti apa yang diinginkan mereka.Dan kakek terlalu memberikan kebebasan kepada mereka,tanpa memberikan ilmu pendidikan dan ilmu agama kepada mereka.Lama kelamaan,semua harta benda yang kakek punya habis tiada tersisa.Hanya rumah,harta yang kupunya.Dalam keadaan demikian,anak dan istriku mulai enggan tinggal bersamaku.Hingga pada akhirnya,kakek diusir dari rumah kakek sendiri”.Begitulah sambung kakek.
            Aku terdiam membisu mendengar cerita dari kakek.Aku tak tahu lagi apa yang harus aku katakan padanya.Tiba-tiba kakek itu berkata padaku, “Jadilah anak yang berbakti kepada orang tua,janganlah sia-siakan waktumu dengan hal-hal yang tiada manfaat,teruslah menuntut ilmu hingga batas akhir hayatmu.Dan janganlah kau lupakan ilmu agama,ilmu yang akan selalu menerangimu di setiap langkah kakimu!!!!!!! Jika tiba kau menjadi orang tua,dan kau mempunyai anak,janganlah kau mengikuti langkahku!!! Bimbinglah anakmu hingga batas kemampuanmu.Bimbinglah anakmu dengan ilmu yang bermanfaat.Dan hingga padaa akhirnya nanti,anakmu mengetahui jalan yang mereka tempuh yaitu jalan yang lurus,jalan yang diridhai_Nya.
            Setelah kakek mengatakan hal itu,kakek pergi berlalu lalang dari hadapanku,dan aku masih terdiam membisu memahami apa yang telah kakek katakan padaku.Dalam benakku mengatakan,”Aku berjanji kakek,aku akan mengingat dan menjalankan pesan dari kakek.Terima kasih kakek,atas pengalaman hidup yang telah kakek berikan padaku,yang telah menyadarkanku tentang pentingnya ilmu pendidikan dan ilmu agama di dalam kehidupan ini.Keduanya harus dijalankan dengan seimbang,tanpa memberat sisikan salah satu di antara keduanya.Terima kasih kakek,...................



~ ~ SELESAI ~ ~















Khanifatur Rochmah_12_X7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar